terbaru

Senin, 27 Desember 2010

Menhan: Kopassus Bisa Latihan Sendiri

Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoto menyangkal Indonesia pernah melobi Amerika Serikat (AS) agar mencabut larangan pelatihan Kopassus seperti disebut dalam dokumen WikiLeaks. Indonesia sama sekali tidak tergantung kepada siapapun.

"Kita punya lahan yang luas di Indonesia. Kita bisa latihan sendiri," kata Purnomo saat ditemui usai Gerak Jalan Memperingati Hari Bela Negara di Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (18/12/2010).

"Sebetulnya hubungan antara negara pada prinsipnya adalah kesetaraan. Sama derajatnya. Tidak ada ketergantungan," lanjut mantan Menteri ESDM ini.

Menurut Menhan, Indonesia bisa saja latihan perang dengan AS atau negara lain. Kopassus memiliki keunggulan perang hutan, sedangkan militer negara lain jago dalam perang kota.

"Jika dijalin kerjasama antar dua negara bisa saling menguntungkan," terang dia.

Wikileaks menyatakan Indonesia telah gencar melakukan lobi-lobi agar pemerintah AS mencabut larangan pelatihan Kopassus. Upaya itu banyak didukung Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta.

Dalam kabel diplomatik Kedubes AS pada April 2007 disebutkan, hubungan militer Australia dengan Kopassus merupakan alasan untuk mencabut larangan pelatihan Kopassus. "Mitra-mitra Australia kita mendorong kami untuk melanjutkan pelatihan untuk Kopassus," demikian bunyi kabel tersebut.

Namun berbagai kabel lainnya juga merinci keprihatinan AS untuk melanjutkan kerjasama dengan Kopassus. Dalam kabel Oktober 2007, Kedubes AS menyampaikan pada Washington bahwa Indonesia tidak mengadili pelanggaran-pelanggaran HAM di masa lalu secara konsisten.

Tahun lalu, atau sekitar enam bulan sebelum AS mencabut larangan pelatihan Kopassus, seorang pejabat senior AS, Bill Burns mengatakan, keterlibatan dengan Kopassus tetap merupakan isu yang rumit dan kompleks. Terlebih lagi karena masih banyak pihak di Washington, termasuk di Kongres AS yang punya keprihatinan serius soal akuntabilitas atas tindakan-tindakan Kopassus di masa lalu.

Pemerintah AS memberlakukan larangan pelatihan Kopassus sejak tahun 1999 lalu. Larangan itu diberlakukan terkait buruknya catatan HAM Kopassus. Kopassus dianggap bertanggung jawab atas kasus-kasus pembunuhan dan penyiksaan warga sipil selama konflik di Aceh dan Timor Timur.
(irw/irw)
http://www.detiknews..com/read/2010/1...endiri?9911012

Menhan Purnomo Yusgiantoro: 2020, Indonesia Produksi Pesawat Tempur F-33

JAKARTA – Indonesia menargetkan pada 2020 mampu memproduksi pesawat tempur modern F-33. Pemerintah menggandeng Korea Selatan untuk merealisasikan target tersebut.

“Saat ini, masih dalam tahap research and development. Namun, kami targetkan pada 2020, sudah bisa diproduksi,” ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat berkunjung ke kantor redaksi Suara Pembaruan, Jakarta, Selasa (21/12).

Target tersebut merupakan bagian dari program reformasi industri pertahanan. Pemerintah, kata Purnomo, akan terus mematangkan dan menyempurnakan industri pertahanan. Salah satu cara adalah memroduksi sendiri peralatan tempur.

Pesawat tempur modern F-33 diproduksi untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara. Dalam tahap awal, pesawat yang akan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini, sedang dilakukan penelitian dan pengembangan (litbang). Hasil penelitian dan pengembangan menyebutkan, Indonesia bisa memroduksi pada 2020, atau sepuluh tahun ke depan.

Pesawat tempur modern F-33 merupakan generasi terbaru setelah F-16 dan Sukhoi. “Selama belum F-33, kita menjembataninya dengan F-16 dan Sukhoi,” ujar Menhan. Untuk merealisasikan target tersebut, Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan. Kendati demikian, dalam proses produksi, kata Purnomo, Indonesia tetap memiliki hak paten.

Selain pesawat tempur modern, reformasi industri pertahanan juga direalisasikan melalui produksi alutsista di bidang darat dan laut. Di bidang laut, kata Purnomo, PT PAL sedang menyiapkan kapal selam. Terkait hal itu, beberapa negara, di antaranya Jerman dan Rusia, telah menawarkan lisensi. Menyikapi tawaran tersebut, Indonesia menginginkan proses produksi dilakukan di dalam negeri. “Ini menyangkut penggunaan lokal konten,” ujar Purnomo.

Sedangkan untuk peralatan darat, saat ini sedang dikembangkan industri pembuatan roket. Selain memperkuat alat utama system pertahanan (alutsista) nasional, pengembangan industri pertahanan juga juga berorientasi kepada kemandirian masing-masing industri.

“Dengan demikian, masing-masing industri bisa menghasilkan devisa,” jelas Purnomo.

Pada bagian lain, Menhan menegaskan, alokasi anggaran pembelian alutsista baru masih terbatas. Dari anggaran Rp 45 triliun yang diterima Kementerian Pertahanan, hanya 30%-nya untuk belanja alutsista. Sebanyak 20% untuk pemeliharaan, sedangkan 50%-nya sebagian besar untuk gaji prajurit. “Ada 460 ribu prajurit,” ujar Menhan.

Sementara itu, mengenai pengamanan daerah perbatasan, Kemenhan dan TNI mengklasifikasi menjadi pengamanan perbatasan barat dan timur. Perbatasan barat sebagian besar meliputi kawasan laut dangkal, sedangkan timur laut dalam. “Di barat, karena termasuk lautan dangkal, kami tempatkan kapal-kapal yang tak terlalu besar. Sementara di timur, karena lautnya dalam, ditempatkan kapal-kapal besar,” paparnya.

Salah satu perbatasan kawasan timur yang dikawal kapal besar adalah Ambalat. Di sini, ditempatkan kapal jenis fregat dan beberapa kapal patroli cepat.

Dua Kapal Baru Perkuat TNI AL

Surabaya (ANTARA News) - Dua kapal baru jenis tunda dan "Landing Platform Dock" (LPD) hasil produksi perusahaan dalam negeri, dioperasikan untuk memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut.

Kapal tunda TD Lawu produksi PT Jalakaca Mitraguna Jakarta diserahkan Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL (Aslog KSAL) Laksamana Muda TNI Didik Suhari kepada Komandan Lantamal V Brigjen TNI (Mar) Halim A. Hermanto di Surabaya, Rabu.

Sedangkan kapal LPD buatan PT PAL Indonesia diserahkan kepada Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Laksma TNI Didit Herdiawan.

Kapal jenis LPD bernama KRI Banjasmasin itu, beberapa waktu lalu sudah diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pertahanan.

Kapal TD Lawu yang memiliki panjang 25 meter dan lebar delapan meter itu, merupakan kapal tunda ketujuh yang dimiliki Dinas Kesyahbandaran TNI AL.

Komandan Lantamal V Brigjen TNI (Mar) Halim A. Hermanto mengatakan keberadaan Kapal TD Lawu akan sangat mendukung tugas Lantamal V, dalam memberikan dukungan logistik dan administrasi kepada unsur-unsur operasional Koarmatim dan TNI AL.

"Kami masih memerlukan tambahan kapal tunda dengan kemampuan manuver yang handal dan tenaga pendorong yang memadai, karena kapal perang yang dimiliki TNI AL semakin besar," katanya.

KSAL Laksamana TNI Soeparno dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Aslog Kasal Laksda TNI Didik Suhari, mengatakan sebelum dioperasikan, Kapal TD Lawu telah menjalani berbagai uji kelaikan yang dilakukan Dislaikmatal dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

"Kapal ini siap menjadi pendukung operasional KRI-KRI yang memerlukan lepas dan sandar, khususnya di Dermaga Ujung Surabaya," ujarnya.

Ia menambahkan pembangunan kedua kapal tersebut merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI AL menuju kekuatan pokok minimum.

Selain itu, TNI AL juga berusaha memenuhi sarana dan prasarana lainnya, seperti pembangunan pangkalan, agar mampu melaksanakan fungsi azasinya.

"Salah satu kelengkapan pangkalan untuk mendukung operasi adalah penyediaan fasilitas kapal tunda," tambah KSAL. (*)

sumber: http://www.antaranews.com/berita/129...perkuat-tni-al

Demi Skuadron UAV, Taxi Way Lanud Supadio AKan Diperlebar

SUNGAI RAYA--MICOM: Komandan Lapangan Udara Supadio Kolonel (Pnb) Imran Baidirus mengatakan tahun 2011 pihaknya akan melakukan pelebaran terhadap taxi way lapangan udara tersebut karena menjadi bagian terpenting dari satuan tersebut.

"Tahun ini kita sudah mulai pengerjaannya, sehingga tahun depan taxiway tersebut akan kita maksimalkan keberadaannya," kata Imran di Sungai Raya, Minggu (26/12).

Menurutnya, saat ini taxi way atau penghubung antara landas pacu dengan pelataran pesawat, kandang pesawat, terminal, atau fasilitas lainnya yang ada di Lanud Supadio hanya memiliki lebar 15 meter.

Taxi way tersebut akan diperlebar menjadi 23 meter. Dengan demikian, tempat parkir untuk pesawat tempur yang ada di Lanud Supadio tentu akan bisa banyak menampung pesawat.

"Kalau sekarang taxi way yang ada masih sangat kecil, makanya akan kita perlebar," ucapnya.

Selain itu dia juga mengatakan dalam waktu dekat Lanud Supadio akan membuat radar pesawat yang rencananya akan ditempatkan di Bengkayang atau Sambas.

Dengan adanya radar tersebut akan mempermudah Lanud Supadio untuk memantau pergerakan pesawat dari luar, khususnya yang dapat mengancam pertahanan wilayah NKRI yang ada di Kalimantan Barat.

"Untuk pembuatannya kita masih belum tahu pasti kapan dilaksanakan, karena kita juga masih menunggu instruksi dari Markas Besar. Namun untuk proses studi kelayakan dan rencana pengadaan sudah dilakukan," ucapnya.

TNI Angkatan Udara akan menambah satu skadron berupa pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio Pontianak untuk memperkuat kemampuan pemantauan termasuk daerah perbatasan di Kalimantan Barat.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa`at di Pontianak, mengatakan, status Lanud Supadio Pontianak akan ditingkatkan menjadi Kelas A atau Bintang 1. Salah satu syarat minimalnya mempunyai dua skadron.

Saat ini Lanud Supadio menjadi pangkalan Skadron Udara I Elang Khatulistiwa. Pesawat yang digunakan jenis Hawk.

"Kalau ada skadron pesawat tanpa awak, Supadio bisa menjadi pangkalan udara Kelas A," kata mantan Komandan Lanud Supadio tahun 2000 - 2002 itu.

Pengadaan pesawat tersebut diharapkan terwujud awal tahun depan. Ia melanjutkan, untuk Alutsista pengadaan dilakukan oleh Mabes TNI. (Ant/OL-3)

sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2...Kan-Diperlebar

Menhan: Badan Nasional Penanganan Perbatasan Akan Segera Dibentuk

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertahanan saat ini tengah menggodok Badan Nasional Penanganan Perbatasan. Sebuah badan kordinasi yang akan mewadahi pengamanan di berbagai perbatasan negeri.

"Badan ini akan mewadahi berbagai keamanan di perbatasan," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam acara buka puasa bersama berbagai pimpinan media di kantornya (31/8). "Rencananya badan ini diketuai Menteri Dalam Negeri," katanya.

Badan ini nanti akan merangkul berbagai patroli yang selama ini beredar di perbatasan. Yaitu Polisi Air, TNI Angkatan Laut, Bea Cukai, Kementerian Kelautan dan Perikanan, KPPL, dan Bakorstanal. "Selama ini kan lebih banyak berjalan sendiri-sendiri," katanya.

Badan ini juga rencananya akan menggandeng para gubernur di provinsi-provinsi yang berbatasan dengan negara lain seperti Kalimantan Barat dan Timur. Badan ini akan melibatkan warga. Selain itu badan ini akan terdiri dari tim ekonomi, untuk pembangunan infrastruktur.

Karena itu, kata Purnomo, pendanaan badan ini akan berasal dari berbagai badan gabungan pula. Untuk pembangunan infrastruktur, misalnya, akan berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Purnomo tak menampik pembentukan badan ini karena adanya kasus penangkapan petugas KKP di Tanjung Berakit, dan penahanan nelayan Malaysia awal bulan lalu. Dalam kasus ini, pemerintah mengaku kesulitan untuk memastikan lokasi penangkapan itu. "Di sana jarak antara Indonesia dan Malaysia sangat dekat, hanya 28 mil," katanya.

Dengan adanya badan baru ini, kata dia, nanti selain ada penggabungan kekuatan, juga ada penambahan personel di berbagai titik perbatasan seperti Selat Malaka, Pulau Sekatung, dan Natuna Besar. "Khususnya di titik yang banyak terjadi provokasi," katanya.

sumber: http://tempointeraktif.com/hg/politi...275414,id.html

Menhan: Kapal Selam Buatan Indonesia Akan Dideklarasikan Tahun Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna memperkuat armada tempur untuk menjaga kedaulatan NKRI serta menjaga perbatasan RI dengan negara lain, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menyatakan segera membuat kapal selam tempur. Kapal selam tempur tersebut akan menjadi yang pertama kali dibuat di Indonesia.

Setelah berhasil membuat kapal perang terbesar se-Asia Tenggara dengan dilengkapi peralatan tempur canggih, kini Kementerian Pertahanan mulai serius mempersiapkan rencana pembuatan kapal selam yang merupakan alat tempur bawah laut tersebut. Bahkan, Purnomo menjadwalkan kapal tempur dasar laut tersebut akan rampung pada tahun ini.

"Pada tahun ini kami akan deklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia. Kami akan bekerja keras mewujudkannya. Saya, Wakil Menhan, segenap Sekjen, Dirjen di lingkup Kemenhan saat ini sedang mencari satu program, satu master plan bagaimana kami bisa membangun kapal selam di Indonesia," ujar Purnomo saat memberikan sambutannya dalam acara buka puasa bersama di kantor Kemenhan, Selasa (31/8/2010).

Purnomo juga menjelaskan, hingga saat ini produk-produk hasil industri pertahanan dalam negeri yang terus dikembangkan sudah mendapat respons positif dunia internasional. Karena selain untuk memenuhi kuota persediaan peralatan tempur dalam negeri, peralatan serta kendaraan tempur yang diproduksi nasional juga dipasarkan ke negara lain.

Beberapa produk seperti helikopter, pesawat tempur, hingga kapal tempur teknologi canggih serta persenjataan lainnya juga kerap mendapat pujian negara-negara lain. "Beberapa hasil industri pertahanan hingga saat ini memang terus kami pasarkan ke luar negeri," ujar Menhan. (Tribunnews/Alie Usman)

sumber: http://nasional.kompas.com/read/2010....Kapal.Selam-5

Selasa, 21 Desember 2010

Menhan: Indonesia Akan Beli 300 Unit BMP-3

SITUBONDO - Kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertambah. Setelah September lalu didatangkan pesawat Sukhoi untuk TNI-AU, kali ini giliran alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI-AL yang diperkuat. Sebanyak 17 tank amfibi jenis BMP-3F buatan Rusia, diserahkan dan diujicobakan secara langsung oleh Korps Marinir di Baluran, Situbondo, Jatim, Sabtu (11/12).

Prosesi dimulai di Puslatpur Marinir Banongan dan Baluran atau yang biasa disebut Karangtekok. Di sana, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, KSAL Laksamana Soeparno, serta Komandan Korps Marinir Mayjen Marinir M. Alfan Bahrudin menyaksikan manuver pendaratan tank amfibi. Satu tank BMP-3F juga turut disertakan dalam pendaratan tersebut di samping tank amfibi yang sudah dimiliki Marinir.

Tank BMP-3F tersebut memang istimewa karena memiliki beberapa fitur khusus. Misalnya, konstruksi yang memungkinkan untuk dimodernisasi, mudah dirawat, dan minim pemeliharaan. BMP-3F juga mengaplikasi persenjataan baru (SKS artileri, roket, meriam) dengan sistem kontrol penembakan secara otomatis.

Yang membuat Indonesia melirik tank sepanjang 7,2 meter itu adalah kemampuannya menembak tepat dari segala jenis senjata saat bergerak. Maklum, tank yang bisa mengangkut hingga tujuh infanteri itu menggunakan pola stabilizer sistem terbaru.

Menhan Purnomo Yusgiantoro terlihat kepincut pada tank yang sama dengan yang digunakan tentara Rusia itu. Rencananya, tank-tank tersebut terus ditambah hingga tiga kompi (sekitar 300 tank) secara bertahap. "Dengan tank ini, kami semakin percaya diri untuk mempertahankan NKRI," tegasnya

http://www.jpnn.com/read/2010/12/12/...rkuat-Marinir-

Indobatt Amankan Sisa Amunisi Tentara Israel

AZ ZAQIYAH (Pos Kota) – Unexploded Ordnance atau yang lebih dikenal dengan sebutan UXO adalah sisa-sisa amunisi dan perlengkapan perang yang belum sempat meledak, yang digunakan oleh IDF (Israel Defence Forces) dalam perang 34 hari tahun 2006 di Lebanon.

Diperkirakan, masih terdapat jutaan UXO yang tersebar di seluruh wilayah Lebanon yang sengaja disebar oleh IDF sebelum meninggalkan Lebanon Selatan.

Adalah Ahmad (40 th) salah seorang penggembala telah menemukan beberapa UXO disekitar Az Zaqiyah, Rabu (15/12). Selanjutnya, Ahmad melaporkan temuannya tersebut ke UN POSN 9-2 (Kompi C Satgas Yonmek Konga XXIII-E/Unifil). Setelah menerima laporan, Komandan Kompi C Konga XXIII-E/Unifil Kapten Marinir Budi Widjani memerintahkan satu regu dari Kompi Charlie yang pimpin oleh Lettu Marinir Arismoko didampingi oleh Ahmad dan Ali Karsa (interpeteur lokal) untuk melaksanakan pengecekan ke lokasi penemuan UXO tersebut.

Setelah sampai di lokasi, Tim yang dipimpin Lettu Marinir Arismoko melakukan pengamanan dan identifikasi di sekitar area UXO serta memberi tanda danger mine. Setelah diidentifikasi, ada beberapa UXO yang ditemukan yaitu 1 buah Munisi M-42, 1 buah Mortir 81, 1 buah Mortir-60 dan 1 buah Cluster Bomb. Kemudian, hasil identifikasi dilaporkan ke Komandan Kompi C dan selanjutnya melaporkan ke Markas Indobatt di UN POSN 7-1.

Langkah yang diambil yaitu, melaporkan ke Lebanon Armed Forces (LAF) yang dipimpin oleh Ajudan Dazour datang ke lokasi. Setelah melakukan koordinasi dengan Tim dari Kompi C, ternyata terdapat 2 jenis UXO yang masih aktif yaitu mortir 81 dan Cluster Bomb yang selanjutnya ditangani oleh tim dari LAF.

Authentikasi:
Dansatgas Indobatt Konga XXIII-E/Unifil, Letkol Inf Hendy Antariksa

sumber: http://www.poskota.co.id/berita-terk...tentara-israel

WikiLeaks: RI berani "ancam" US untuk pulihkan KOPASSUS

VIVAnews - Indonesia dikabarkan tak bersedia menerima kunjungan Presiden Barack Obama kecuali Amerika Serikat (AS) mencabut larangan pelatihan bagi satuan elit Kopassus. Pencabutan ini juga dipandang penting untuk melindungi kepentingan Amerika.

Demikian menurut laman harian Australia, The Age, yang mengklaim mendapat bocoran eksklusif dari WikiLeaks atas memo diplomatik AS menyangkut isu Kopassus itu, Jumat 17 Desember 2010. Laporan itu diduga berasal dari Kedutaan AS di Jakarta dan dikirim ke Washington DC pada Januari 2010.

Menurut The Age, enam bulan setelah keluar memo itu, AS sepakat untuk melanjutkan latihan dengan Kopassus, setelah dilarang sejak 1999. Kebijakan mendapat kritik dari kalangan pembela HAM karena satuan elit Indonesia itu terlibat dalam pelanggaran HAM, diantaranya kekerasan di Timor Timur dan Papua.

Menurut memo itu, Kedubes AS di Jakarta menilai permintaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas pencabutan larangan itu harus dipenuhi untuk menjamin bahwa militer dan keamanan Indonesia akan melindungi kepentingan Amerika, termasuk kerjasama dalam perang melawan terorisme.

Memo itu juga menyebut bahwa hubungan militer yang lebih dekat dengan kedua negara akan mendorong reformasi lebih lanjut di tubuh militer Indonesia.

"Presiden Yudhoyono [SBY] dan pejabat senior Indonesia lainnya telah menegaskan kepada kami bahwa SBY melihat isu pelatihan Kopassus ini merupakan ujian bagi hubungan bilateral, dan beliau percaya bahwa kunjungan Presiden Obama tidak akan sukses kecuali isu ini diselesakan sebelum kunjungan," demikian penggalan memo yang dibocorkan WikiLeaks kepada The Age.

Pada kunjungan ke Jakarta Juli lalu, Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, mengatakan bahwa AS perlu membuka lagi hubungan dengan Kopassus. Ini "sebagai dampak reformasi militer Indonesia dalam satu dekade terakhir, profesionalisme TNI yang terus berlangsung dan langkah-langkah yang telah dilakukan Kementrian Pertahanan [Indonesia] atas isu HAM,'" demikian laporan itu.

Pada November lalu, Obama akhirnya datang ke Jakarta.

http://dunia.vivanews.com/news/read/...angan-kopassus

WikiLeaks: AS dan China Bicarakan TNI

VIVAnews - Amerika Serikat (AS) dan China turut berkepentingan atas reformasi di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Transparansi militer Indonesia dipandang bisa mendorong sekaligus memperkuat transparansi di tubuh pemerintah dan kemasyarakatan di negeri itu.

Demikian laporan hasil percakapan antara pejabat AS dan China. Laporan itu ditulis dalam memo diplomatik dari Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Beijing ke Departemen Luar Negeri di Washington DC, Maret 2007, yang bocor di laman WikiLeaks, 12 Desember 2010.

Bernomor referensi 07BEIJING1448, memo berkatagori rahasia itu merekam pembicaraan antara Asisten Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Cui Tiankai, beserta Direktur Jenderal urusan Asia, Hu Zhengyue, dengan kolega mereka dari AS, Deputi Asisten Menlu AS urusan Asia Timur dan Pasifik, Eric John, di Beijing pada 5 Maret 2007.

Mereka membicarakan isu-isu di Asia Tenggara, seperti masalah demokrasi Myanmar dan keamanan di kawasan itu. Para pejabat dari kedua negara juga membicarakan situasi di Indonesia.

John menekankan kepada Hu bahwa AS dan China harus bekerja sama untuk mendorong demokratisasi, pertumbuhan ekonomi, dan anti terorisme di Indonesia. demikan penggalan memo itu.

John, yang sejak Oktober 2007 diangkat menjadi Duta Besar AS untuk Thailand, juga menilai kendati Presiden Susilo Bambang Yudhoyoho telah mengambil sejumlah langkah positif, AS dan China harus mendorong Indonesia untuk melakukan transparansi, akuntabilitas, dan reformasi militer yang lebih optimal.

"Transparansi di dalam TNI akan memperkuat dan mendorong transparansi di dalam pemerintahan dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Ini penting untuk daya tarik investasi asing," demikian perkataan John kepada Hu yang dikutip memo itu.

"Kita juga harus mendorong reformasi dalam peraturan tenaga kerja dan investasi, begitu pula dengan penegakan hukum atas peraturan-peraturan itu," lanjut memo tersebut.

AS, menurut John, merasa bahwa China bisa memberi pengaruh dalam memberikan "arahan umum" bagi pembangunan di Indonesia. Namun, kepada John, Hu mewanti-wanti bahwa Beijing harus bersikap sensitif atas realitas politik terkait dengan nasib populasi warga keturunan China di Indonesia, yang dinilai signifikan.

Beijing, dalam memo itu, merasa "tidak terkesan" atas sejumlah presiden yang memimpin Indonesia setelah Krisis Keuangan Asia di akhir dekade 1990-an. Namun, China merasa senang kemajuan yang dibuat Yudhoyono sejak memerintah pada 2004, demikian kata Hu.

Seperti yang dilaporkan di memo diplomatik itu, Hu mengungkapkan keinginan China untuk mendorong Islam yang sekuler di Indonesia, dengan mendorong interaksi dengan 20 juta umat Muslim di Tiongkok.

Dalam beberapa tahun terakhir, AS dan China telah berkoordinasi dalam memberi bantuan kepada Indonesia terkait dengan sejumlah bencana alam. Bagi Beijing, kerjasama demikian bisa menjadi model bagi kemitraan di tingkat regional.

sumber: http://dunia.vivanews.com/news/read/...-bicarakan-tni

KSAD: TNI AD Berstandar Internasional

Ambarawa, CyberNews. TNI Angkatan Darat akan semakin meningkatkan potensinya menuju profesionalisme dan berstandar internasional. Hal tersebut diungkapkan KSAD Jenderal TNI George Toisutta kepada wartawan usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan hari Juang Kartika 2010 di lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman Ambarawa, Selasa (15/12). "TNI AD ke depan harus lebih profesional didasari pada tertib administrasi dan tertib hukum. Semua satuan TNI AD saat ini telah dibekali pengetahuan hukum serta adat istiadat. Dengan begitu akan terhindar dari pelanggaran-pelanggaran di medan operasi," jelasnya.

KSAD mengungkapkan akan senantiasa menindak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan prajurit TNI AD. Hal tersebut sebagai bukti keseriusan TNI AD dalam taat dan patuh dalam menegakkan hukum. Agar paham betul dengan peningkatan profesionalitas parjurit berstandar internasional, KSAD mengatakan akan perlunya setiap prajurit memahami tentang Hak Asasi Manusia (HAM).

Seiring dengan pengembangan satuan serta menjawab tantangan ke depan, KSAD menyebutkan bahwa TNI AD akan melakukan peningkatan kekuatan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) melalui pembentukan divisi Lintas Udara, pembentukan Satuan Infanteri Mekanis, Validasi Satuan Bantuan Tempur, pembentukan Komando Pusat Bantuan Operasi serta peningkatan Satuan Kewilayahan.

Selain itu, TNI AD juga akan memberdayakan kemanunggalan TNI-Rakyat untuk mendukung pelaksanaan operasi militer selain perang, diantaranya operasi kemanusiaan penanggulangan dampak bencana alam. KSAD juga menerangkan untuk pengembangan dan peningkatan di tubuh organisasi TNI AD, dalam waktu dekat 13 Komando Resort Militer (Korem) akan dipimpin oleh seorang Jenderal berbintang satu atau Brigjen. Salah satunya adalah Korem 072 Pamungkas Yogyakarta.

Peringatan Hari Juang Kartika yang merupakan Hari Infanteri tersebut diikuti oleh satuan-satuan TNI AD dari Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), Kopassus, POM TNI, Kavaleri, Artileri Medan (Armed), Zipur, Kostrad dan Raider. Peringatan Hari Juang Kartika ditutup dengan digelarnya devile pasukan serta gelaran orkesta prajurit TNI AD.

sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php...-Internasional

IAEA : Indonesia Paling Siap Bangun PLTN...

Wina (ANTARA) - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang paling siap mengembangkan energi nuklir, bersama dua negara lainnya Jordania dan Vietnam.

"Dukungan IAEA ini sebagai dorongan politis bagi Indonesia untuk mengembangkan PLTN," kata Duta Besar RI untuk Austria I Gusti Agung Wesaka di Wina, Austria, Rabu malam.

Saat ini, menurut dia, yang masih menjadi masalah bagi Indonesia adalah penerimaan publik dan keputusan politik, sedangkan aspek-aspek lain dinilai sudah memenuhi.

"Bangka Belitung tidak bisa bergerak tanpa keputusan politik dari pusat. Sementara Vietnam sudah lebih dulu memulainya dengan menyepakati kerja sama pembangunan PLTN dengan Rusia," katanya.

Kesimpulan itu adalah hasil penelitian IAEA yang bermarkas di Wina, berjudul "Integrated Nuclear Infrastructure Review 2009" yang meneliti kesiapan negara berkembang mengembangkan PLTN.

Dirjen IAEA Yukia Amano sangat antusias mendukung Indonesia mengembangkan nuklir dan berharap bisa berkunjung ke Jakarta dalam waktu dekat.

Sementara itu Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali mengatakan, Babel siap mendukung pembangunan PLTN dengan menyediakan dua lokasi di Bangka Selatan dan Bangka Barat.

Ia menegaskan, bahwa Babel membutuhkan listrik untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kesejahteraan rakyat.

"Kami berharap pemerintah juga membangun transmisi listrik dari Jawa ke Sumatera dan ke Babel sehingga PLTN di Babel bisa menambah kapasitas listrik nasional," katanya.

Ia juga meminta rakyat Babel mendukung program persiapan pembangunan PLTN tersebut

linkl http://id.news.yahoo.com/antr/201012...p-cc08abe.html

Radar TNI AU di Merauke Beroperasi Februari 2011

BIAK--MICOM: Satuan radar TNI AU di Kabupaten Merauke Papua dijadwalkan segera beroperasi akhir Februari 2011 untuk mengawasi serta menjaga kedaulatan teritorial udara di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak Kolonel (Pnb) Muhamad Saugi di Biak, Jumat (17/12), mengatakan, sesuai target peresmian satuan radar Merauke akan dilakukan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Imam Sufaat paling cepat akhir Februari atau awal Maret 2011.

"Berbagai kelengkapan prasarana fisik satuan radar Merauke sudah hampir rampung termasuk perlengkapan antene dan oksikebin," ungkap Kolonel Saugi.

Ia mengakui, jika satuan radar Merauke telah beroperasi maka akan menambah kekuatan Hanudnas IV menjadi mata dalam mengawasi pergerakan pesawat asing yang melintas di wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan kondisi saat ini, menurut Kolonel Saugi, kehadiran satuan radar di wilayah Papua sangat mendesak, mengingat kondisi geografis beberapa kabupaten/kota di Papua berbatasan dengan negara tetangga Papua Neugini.

Pangkosek Hanudnas Kolonel Saugi, mengakui, sesuai rencana 2010-2011 pihaknya akan membangun tiga satuan radar di wilaha Timur Indonesia, diantaranya Merauke, Timika dan Saumlaki, Maluku.

Menyinggung adanya penanganan pelanggaran udara bagi pesawat asing di wilayah Papua, menurut Kolonel Saugi, hingga saat ini tak ditemukan secara signifikan sehingga alat utama persenjataan belum ditempatkan di wilayah Kosek Hanudnas IV.

Hanya saja, lanjut Saugi, berdasarkan pengawasan satuan radar Hanudnas IV Biak masih ditemukan pesawat airline yang punya izin terbang tetapi memasuki wilayah udara Papua sekitarnya.

"Kami harapkan setelah penambahan satuan radar di Timika, Merauke dan Saumlaki akan menambah mata bagi TNI AU untuk mengawasi pergerakan lalu lintas udara di wilayah NKRI," harapnya. (Ant/rj/OL-8)

sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2...-Februari-2011

Air Violation Di Wilayah Udara Libanon Dalam Pantauan Radar KRI Frans Kaisiepo-368

PUSPEN TNI (20/12),- Air Operation Branch dalam struktur Force Head Quarter UNIFIL merupakan salah satu branch/bagian/staf UNIFIL yang berada langsung di bawah DCOS (Deputy Chief Of Staf) OPS yang memiliki spesialisasi keahlian bidang operasi udara yang bertanggung jawab memberikan analisa dan saran/masukan tentang seluruh kegiatan yang berkaitan dengan operasi udara UNIFIL maupun kajian/analisa gambaran situasi udara yang diperoleh UNIFIL. Sedangkan pelaksana FC (Force Commander) yang memegang tactical control terhadap aset udara UNIFIL berada pada AOC (Air Operation Centre). AOC yang merupakan (gabungan) civil-military cell inilah yang melaksanakan tugas sebagai co-ordinating agency otorisasi penerbangan UNIFIL dengan otoritas penerbangan Lebanon maupun Israel di dalam Joint Operation Area (JOA) sekaligus mengkoordinir maritime air activities dengan Naval Operations Center (NOC).

Dalam melaksanakan tugasnya tersebut Air Operation Branch dan AOC ini tentunya membutuhkan dukungan sensor udara yang dapat memantau situasi udara di JOA, khususnya berkaitan dengan air violation di wilayah udara Lebanon yang merupakan salah satu perhatian utama Air Ops Branch. Keterbatasan kemampuan aset radar udara yang mampu memonitor air violation merupakan salah satu kendala yang dihadapi Air Ops Branch untuk merespon laporan/klaim air violation dari salah satu pihak yang bertikai maupun melaporkan hasil analisanya kepada DCOS OPS di Naquora. Sejak ITS Borsini (Italian Frigate) Outchop (selesai penugasan) setahun yang lalu, praktis aset radar udara yang dapat diandalkan UNIFIL saat ini adalah radar udara milik Quick Reaction Force (QRF) Air Defense Asset (ADA) dari French Contingent dengan kemampuan deteksi kontak udara 30 Km dengan ketinggian maksimal 17.000 feet. Kemampuan deteksi ini tentunya cukup kesulitan dihadapkan dengan pola penerbangan pelaku air violation yang menggunakan pesawat modern mulai dari pesawat fighter, pengintai sampai dengan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Untuk mengatasi hal tersebut Chief of Air Operation Branch Colonel Picarielo (Italian Air Force) dengan didampingi salah satu stafnya Captain Steven (French Air Force) melaksanakan kunjungan ke Frans Kaisiepo-368 pada tanggal 18 Desember 2010 guna melaksanakan rapat koordinasi. Dalam kesempatan tersebut Chief Air Operation menyampaikan keterbatasan kemampuan aset radar udara QRF-ADA dan secara khusus meminta dukungan sensor udara KRI Frans Kaisiepo-368 untuk membantu mengawasi air violation yang cukup sering terjadi di JOA. Walaupun hal ini merupakan sebuah tugas tambahan bagi KRI Frans Kaisiepo-368 selaku unsur UNIFIL-MTF, namun hal tersebut bukanlah suatu hal sederhana mengingat air violation merupakan issue sensitive sehingga menuntut adanya data (gambaran/plotting udara) yang lengkap dengan akurasi tinggi mulai dari waktu-durasi, pergerakan (haluan-kecepatan) sampai dengan ketinggian kontak udara. Melalui data tersebut Air Operation Branch menganalisa jenis pesawat dan misinya untuk dilaporkan ke DCOS OPS untuk selanjutnya diteruskan ke FC, demikian penjelasan Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST. Seperti diketahui KRI Frans Kaisiepo-368 dilengkapi dengan Radar MW-08 Medium Range Multi Beam Air and Surface Surveillance, Target Acquistion and Tracking Radar buatan Thales Netherland. Radar modern tersebut memiliki kemampuan 3D (baca 3 Dimensi), mampu memberikan data informasi baringan, jarak dan ketinggian untuk mendeteksi 160 kontak udara secara bersamaan sampai dengan jarak 92 Km. Pertemuan yang berlangsung selama 3 jam di Lounge Room Perwira KRI Frans Kaisiepo-368 tersebut juga dimanfaatkan Chief Air Operation untuk bertukar pikiran dengan Kadepops Kapten Laut (P) Hendriman Putra dan Kadiv Peperangan Atas Air KRI Frans Kaisiepo-368 tentang kemampuan sensor udara KRI Frans Kaisiepo-368 yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung tugas UNIFIL - Air Ops Branch maupun AOC serta analisa beberapa data air violation yang telah diperoleh KRI Frans Kaisiepo-368 sebelumnya.

Perwira Senior dari Italian Air Force tersebut berharap kemampuan sensor udara KRI Frans Kaisiepo-368 mampu melengkapi gambaran situasi udara yang diperoleh dari QRF-ADA. Harapan tersebut menegaskan pengakuan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kemampuan KRI Frans Kaisiepo-368 dalam mengemban tugas yang menuntut profesionalisme prajurit pengawak dan kemampuan peralatan yang dimiliki salah satu unsur TNI AL/Satkor Koarmatim dalam melaksanakan tugas internasional selaku (UNIFIL-MTF) Peace keeping Force di laut. Hal ini tentunya merupakan suatu kebanggaan tersendiri dimana selanjutnya diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.

sumber: http://www.tni.mil.id/index2.php?pag...11200920118580

Menhan: Pakistan Ajak Indonesia Buat Pesawat Tempur JF-17

Jakarta - Pakistan menawarkan Indonesia untuk memproduksi pesawat tempur bersama. Jenis yang ditawarkan adalah JF-17, yang diklaim setingkat di atas jet tempur canggih produk Amerika Serikat, F-16.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, usai penandatanganan MoU kerja sama bidang pertahanan dengan Menteri Pertahanan Pakistan Chaudry Ahmad Muchtar, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (21/7).

"Kita ingin melihat lebih jauh tawaran tersebut untuk ditindaklanjuti. Karena kita juga ditawari kerja sama yang sama oleh Korea Selatan," kata Purnomo. Menurut dia, saat ini Pakistan tengah bekerja sama dengan China membangun pesawat tempur.

sumber: http://www.primaironline.com/berita/...t-tempur-jf-17

Kepala Staf Armabar: Kemampuan Tempur Laut Kopaska Termasuk Terbaik Di Dunia

JAKARTA (Suara Karya): Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Kasarmabar) Laksma TNI Herry Setianegara yakin, kemampuan pasukan khusus peperangan laut Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL relatif lebih baik apabila dibandingkan kemampuan peperangan laut pasukan tempur Amerika Serikat maupun beberapa negara di Eropa, seperti Australia.

Doktrin mempertahankan NKRI telah melahirkan semangat nasionalisme prajurit sehingga mendorong kemampuan tempur. "Secara individu maupun tim, kemampuan pasukan kita masih lebih dibandingkan dengan AS," ujar Herry kepada Suara Karya di Jakarta, Sabtu (4/12).

Namun, ia tak memungkiri bahwa kemampuan tempur Kopaska masih harus didukung kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) canggih dan berteknologi tinggi. Dalam beberapa sesi latihan, senjata pendukung tempur prajurit Kopaska kalah canggih dibandingkan alutsista dan teknologi komunikasi US Navy Seal.

"Profesional prajurit secara individu, Kopaska masih lebih baik. Doktrin Kopaska sangat kuat. Namun, kalau bicara soal teknologi komunikasi dan alutsista, US Navy masih lebih baik," ujar Herry.

Sehari sebelumnya, Panglima Komando Armada RI kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Hari Bowo melalui Kasarmabar menutup latihan peperangan laut Flash Iron 11-01 JCET Kopaska bersama US Navy Seal di Markas Kopaska Pondok Dayung, Jakarta. Latihan berlangsung 26 hari, mulai 8 Nopember - 3 Desember 2010 di Jakarta Utara, Pondok Cabe, Perairan Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu (Pulau Wanara dan Pulau Edam).

Pangarmabar menjelaskan, Flash Iron 11-01 JCET dalam rangka pengembangan teknik dan taktik peperangan laut yang telah menjadi tugas pokok dari satuan angkatan laut.

Ia menambahkan, latihan bersama Kopaska dan US Navy Seal punya pengaruh strategis dalam lingkungan pergaulan internasional. Pasukan khusus laut kedua negara siap diterjunkan untuk menangkal teror yang terjadi di laut internasional. (Feber Sianturi)

sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=267728

Kepala Staf Armabar: Kemampuan Tempur Laut Kopaska Termasuk Terbaik Di Dunia

                        JAKARTA (Suara Karya): Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Kasarmabar) Laksma TNI Herry Setianegara yakin, kemampuan pasukan khusus peperangan laut Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL relatif lebih baik apabila dibandingkan kemampuan peperangan laut pasukan tempur Amerika Serikat maupun beberapa negara di Eropa, seperti Australia.

Doktrin mempertahankan NKRI telah melahirkan semangat nasionalisme prajurit sehingga mendorong kemampuan tempur. "Secara individu maupun tim, kemampuan pasukan kita masih lebih dibandingkan dengan AS," ujar Herry kepada Suara Karya di Jakarta, Sabtu (4/12).

Namun, ia tak memungkiri bahwa kemampuan tempur Kopaska masih harus didukung kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) canggih dan berteknologi tinggi. Dalam beberapa sesi latihan, senjata pendukung tempur prajurit Kopaska kalah canggih dibandingkan alutsista dan teknologi komunikasi US Navy Seal.

"Profesional prajurit secara individu, Kopaska masih lebih baik. Doktrin Kopaska sangat kuat. Namun, kalau bicara soal teknologi komunikasi dan alutsista, US Navy masih lebih baik," ujar Herry.

Sehari sebelumnya, Panglima Komando Armada RI kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Hari Bowo melalui Kasarmabar menutup latihan peperangan laut Flash Iron 11-01 JCET Kopaska bersama US Navy Seal di Markas Kopaska Pondok Dayung, Jakarta. Latihan berlangsung 26 hari, mulai 8 Nopember - 3 Desember 2010 di Jakarta Utara, Pondok Cabe, Perairan Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu (Pulau Wanara dan Pulau Edam).

Pangarmabar menjelaskan, Flash Iron 11-01 JCET dalam rangka pengembangan teknik dan taktik peperangan laut yang telah menjadi tugas pokok dari satuan angkatan laut.

Ia menambahkan, latihan bersama Kopaska dan US Navy Seal punya pengaruh strategis dalam lingkungan pergaulan internasional. Pasukan khusus laut kedua negara siap diterjunkan untuk menangkal teror yang terjadi di laut internasional. (Feber Sianturi)

sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=267728

Kadet AAL Akan Dibekali Bahasa Isyarat

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) dari Korps Pelaut tingkat III dibekali tata cara berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.

Program latihan komunikasi bahasa isyarat itu dibuka Kepala Departemen Pelaut AAL Kolonel Laut (P) Prasetyo, di kompleks AAL, Bumimoro, Surabaya, Senin (20/12/2010).

Pembukaan latihan itu bersamaan dengan pembukaan latihan dan praktik menggunakan bridge simulator kadet AAL dari Korps Pelaut tingkat IV.

"Secara umum kedua program latihan itu untuk membekali pengalaman para kadet tentang proses perencanaan dan pelaksanaan pelayaran atau lego jangkar di Alur Pelabuhan Barat Surabaya (APBS)," katanya.

Kadet tingkat IV akan berlatih tentang metode visual menuju titik lego, pembuatan clearing bearing, penentuan headmark dan beammark serta proses safety swinging circle.

Sementara itu, kadet tingkat III dilatih cara penggunaan peralatan komunikasi isyarat, mulai dari bendera, lampu, telegram dan bunyi-bunyian.
"Kami juga membekali para kadet tingkat III dengan materi prosedur pengecekan melalui sistem radio, prosedur keluar-masuk pelabuhan atau lego jangkar, dan pelatihan semaphore," katanya.

Gubernur AAL Laksamana Pertama TNI Ade Supandi menambahkan latihan tersebut untuk membentuk dan melahirkan figur-figur perwira yang profesional dan cakap dengan tantangan tugas yang semakin kompleks dan penuh dengan dinamika.

"Latihan semacam ini sangat penting bagi para kadet AAL. Dan materi itu merupakan pengetahuan dasar bagi mereka dan sampai mereka menjadi perwira pun pasti akan terus bersentuhan dengan hal-hal semacam itu," katanya.

Ilmu yang didapat selama menjalani latihan dan praktik itu akan terus diaplikasikan, baik saat bertugas di kapal perang maupun di pangkalan.

sumber: http://regional.kompas.com/read/2010...Bahasa.Isyarat.

Tahun 2011 TNI AU Akan Beli Empat Unit ACMI Lagi

JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) melengkapi armada pesawat tempurnya dengan teknologi air combat maneuvering instrumentation (ACMI). Teknologi canggih pabrikan Cubic, Amerika Serikat (AS) dipasang pada sayap pesawat tempur guna memonitor latihan penerbang tempur yang sedang melaksanakan pertempuran udara.

"ACMI merupakan alat yang dapat merekam data-data pergerakan pesawat selama latihan penerbangan. Data-data tersebut nantinya dapat digunakan untuk menganalisa latihan yang dilaksanakan baik secara real time maupun keperluan setelah selesai penerbangan," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma TNI Bambang Samoedro kepada Suara Karya di Jakarta, Senin (20/12).

Pada medio Desember 2010, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat, meresmikan ACMI di Lanud Iswahjudi. ACMI menyediakan advanced Rangeless/ Autonomous ACMI Training yang memungkinkan para penerbang berlatih dengan bantuan global position satellite (GPS).

Teknis pemasangan ACMI pada sayap pesawat tempur. Gerakan pesawat tempur akan termonitor oleh ground station melalui pemancar yang telah terkoneksi dengan ACMI. Setiap manuver udara pesawat tempur akan terukur sehingga para pilot bisa mengevaluasi atas kekurangannya.

"Inti komponen teknologi dari ACMI adalah instrumentation pod yang dipasang di wing tip weapon station. Pod tersebut mengumpulkan semua data dan pergerakan pesawat selama penerbangan kemudian merekam dan mengirim informasi tersebut ke ground station untuk real time monitoring terhadap kejadian-kejadian selama latihan dan breefing setelah latihan pada layar monitor di ruang debrief," ujar Bambang.

Saat ini, Indonesia baru punya empat unit ACMI. Rencananya, pada tahun 2011, TNI AU akan menambah lagi menjadi delapan unit. "TNI AU akan mencoba latihan pertempuran udara empat lawan empat," ujarnya.

Pada sisi lain, Bambang mengatakan, para penerbang tempur TNI AU akan diikutkan kursus penerbang tempur untuk meningkatkan kemampuan terbang tempurnya. Pada kursus ini akan dibekali pengetahuan taktik tempur serta kualifikasinya.

Pembenahan Armada

Secara terpisah, pengamat militer dari Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto mengatakan, perkembangan pola taktik pertempuran TNI AU harus diimbang terhadap pembenahan armada tempur yang dimiliki, seperti sumber daya manusia (SDM) dan alat utama sistem senjata (alutsista).

"Penerbang tempur dapat mempelajarai dan melaksanakan berbagai macam taktik pertempuran udara besar karena kualitas dan kuantitas pesawat mencukupi," ujarnya.

Pada era 1970, Indonesia pernah mengalami suatu masa "asal bisa terbang", karena kesiapan kekuatan pesawat yang turun drastis.

Sekarang ini, menurut dia, pemerintah mulai terdorong untuk membeli pesawat tempur canggih dari luar negeri, seperti Sukhoi (Rusia) dan F-16 (AS). kemampuan pemerintah untuk membeli pesawat tempur mulai terdongkrak.

"Rencana pemerintah bekerja sama dengan Korea Selatan untuk membangun pesawat tempur KFX diharapkan bisa mendorong kekuatan pertahanan menunju ideal," ujarnya. (Feber Sianturi)

sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=268754

Jumat, 17 Desember 2010

AS Siap Pasok Suku Cadang LVT-7 Marinir TNI AL

Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin menerima kunjungan kehormatan Real Admiral Ronald Horton selaku Commander Logistic Group Western Pacific Amerika Serikat di Ruang VIP Brigif 2 Marinir Cilandak, Rabu (15/12).

Kegiatan kunjungan ini, selain untuk mempererat hubungan kerjasama antara United States Navy dan TNI Angkatan Laut kedua Negara, juga untuk membina hubungan kerjasama berupa dukungan logistic dari US Navy, seperti kebutuhan akan suku cadang kendaraan Amphibi Landing Vehicle Track (LVT) -7 Marinir dan rencana pembelian M 4 USA.

Dalam pembicaraan, Real Admiral Ronald Horton akan meningkatkan kerjasama latihan antara US Navy dan TNI Angkatan Laut, khususnya Korps Marinir.

Selain pembicaraan singkat, Real Admiral Ronald H beserta rombongan selanjutnya berkeliling kesatrian R Hartono Cilandak untuk melihat fasilitas yang dimiliki Korps Marinir dan tukar menukar cendera antara kedua pejabat.

sumber: http://www.marinir.mil.id/berita.php?id=20101216151952

Fera Arsiantie, Perempuan di Balik Pembelian 17 BMP-3F TNI AL



BERKULIT putih dengan tubuh semampai, Fera Arsiantie terus mengumbar senyum. Sesekali jemari lentiknya menyibakkan rambut cokelat kemerahan yang dipotong sebahu. Gerak-geriknya anggun.

Yang pertama mengenal bisa jadi menebak ibu satu anak itu adalah seorang model atau public relation officer. Jauh dari pekerjaan yang lebih banyak dihabiskan di lapangan. "Saya memang sempat jadi model. Tapi, itu dulu banget," ujar business development manager PT Citra Persada tersebut. Dunia Fera kini berbalik 180 derajat dari sepuluh tahun lalu. Alih-alih pekerjaan yang berkaitan dengan dunia fashion, dia memilih untuk menggeluti dunia yang sangat "laki-laki".

Sejak 2002, Fera bergabung di perusahaan yang bergerak di bidang defense equipment supplier (penyedia alutsista). Tugasnya cukup berat. Termasuk mengawal pembelian 17 tank amfibi BMP-3F yang baru bergabung dengan Korps Marinir, Sabtu (11/12). Dia harus rela pulang larut malam untuk menyiapkan tender pembelian tank tersebut. Bahkan, untuk mempersiapkan kedatangan tank seberat 18,7 ton dari Rusia itu, dia harus sering menempuh perjalanan Jakarta-Moskow. "Tiga minggu sekali saya ke sana untuk mengurus ini dan itu," imbuhnya.

Meski demikian, perjalanan selama 12 jam ke Moskow, ditambah 2 jam menuju Kota Kurgan, harus dilalui dengan tegar walaupun melelahkan. Di Kurgan itulah tank-tank yang memiliki kemampuan menembak 10 peluru per menit tersebut diproduksi. Bahkan, tidak jarang Fera harus menjadi team leader yang dikirim untuk uji fungsi. "Karena perempuan sendiri, saya sampai dijuluki seperti BMP-3F, beautiful but dangerous," ucapnya lantas tertawa.

Jika melihat fisik BMP-3F, bisa jadi julukan itu pas disematkan kepada Fera. Maklum, fisik tank tersebut memang menarik. Tidak seperti tank amfibi umumnya karena memiliki snorkel (sirkulasi udara untuk manuver di laut). Istimewanya, saat manuver, tidak sedikit pun air masuk ke ruang tempur. Selain itu, BMP-3F memiliki beberapa fitur khusus. Di antaranya, konstruksi (chassis) BMP-3F memungkinkan untuk dimodernisasi, mudah dirawat, dan minim pemeliharaan.

Berbagai fitur khusus itulah yang membuat BMP-3F menjadi kendaraan tempur (ranpur) segala medan berat. Tapi, tetap diimbangi dengan kemampuan manuver dan pertahanan diri yang lebih baik. Aplikasi persenjataan baru (SKS arteleri-roket-meriam) dengan sistem kontrol penembakan otomatis dan mampu menembak tepat dari segala jenis senjata saat bergerak membuat tank tersebut sangat berbahaya di medan perang.

Ketangguhan Fera juga teruji saat tawar-menawar harga di meja rapat. Karakter arek Suroboyo yang ceplas-ceplos, apa adanya, dan terbuka pada diri Fera ternyata berefek positif saat tawar-menawar itu. Sikapnya yang ngeyelan saat mempertahankan sesuatu yang menurutnya menguntungkan Indonesia akan diusahakan sekuat tenaga. "Sampai mereka bilang, saya menyerah dengan Fera. Wanita tangguh dari Indonesia," ujarnya.

Perempuan yang berulang tahun setiap 28 Maret itu lantas membagikan tip bekerja dengan orang asing. Menurut dia, sebenarnya tidak terlalu susah asalkan bisa bekerja sama berdasar rasa pertemanan atau persaudaraan daripada kepentingan bisnis semata. Jika itu bisa dilakukan, kedekatan akan terlihat saat mereka mengenalkan keluarga dan anaknya. "Biasanya, saya suka memberi mereka suvenir khas Indonesia seperti kain batik," jelasnya.

Selain itu, karena bekerja di dunia laki-laki, Fera tidak mau dianggap remeh. Dia berkeyakinan harus bisa menunjukkan bahwa dirinya pantas dihargai dari kepintaran. Karena itu, ibu Shakira Ameera King, 4, tersebut sangat menjaga cara berpakaian yang sopan. Dengan begitu, mereka tidak bisa meremehkan perempuan. "Saya tidak hanya bekerja berdasar kecantikan. Justru dengan menghargai diri sendiri, orang lain akan mengikuti kita," tegasnya.

Karena itu, kerap muncul celetukan bahwa alumnus SMAN 16 Surabaya tersebut secara spesifikasi sudah seperti tentara tapi tetap feminin. Apalagi dia tidak canggung untuk terjun di dunia laki-laki. Misalnya, saat dia mencoba BMP-3F di Rusia. "Bisa jadi, saya perempuan pertama yang mengendarai tank BMP-3F," tuturnya lantas tersenyum bangga.

Rasa bangga dan terharu menjadi satu saat pembelian ranpur tersebut terealisasi. Pembelian tank seharga Rp 400 miliar itu akhirnya unload di Tanjung Perak pada 26 November lalu setelah tiga minggu melintasi lautan. Saat menunggu kedatangan tank-tank tersebut, Fera mengaku deg-degan dan stres. Dia sampai mau menunggu kedatangan kapal pengangkut tank itu hingga pukul 03.00. "Saya ingin lihat sendiri kedatangan tank-tank itu karena saya yang mengurus semua mulai awal," katanya.

Saat tank tersebut diuji coba dan diserahkan secara langsung di Situbondo, hati lulusan FIA Universitas Brawijaya itu semakin berbunga. Dia tidak menyangka usaha kerasnya bersama tim selama ini mampu merealisasikan impian Korps Marinir untuk mendatangkan saudara muda tank BTR yang dimiliki 15 tahun lalu. "Ada kebanggaan dalam diri saya atas pembelian tank-tank ini," ungkapnya.

Fera lantas menerawang. Dia tidak menyangka jalan hidupnya bakal seperti ini. Sebab, dia sebenarnya mengawali karir sebagai sales manager JW Marriott Surabaya, kemudian menjadi sales manager Hotel Mandarin Oriental di Jakarta. Begitu juga saat dirinya mendapat gelar master of communication di Universitas dr Mustopo Jakarta. "Dulu, bayangan saya masuk militer serem. Tapi, ternyata tidak juga," tuturnya.

Tahun 2002 benar-benar menjadi awal yang baru bagi putri pasangan Ir Satwam Satyaganesja dan Sri Heruwati tersebut. Itulah tahun pertama dia masuk ke perusahaan yang menggeluti defense equipment supplier. Tapi, belum di PT Citra Perdana. Dia menyatakan sempat bingung dengan pekerjaannya yang keluar masuk Mabes TNI dan Polri. Sebagai perempuan tangguh, dia mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya selama sebulan.

Bergelut di pekerjaan lelaki tidak membuat Fera cepat menyerah. Yang membuat dirinya bertahan pada profesi itu justru karena pekerjaannya lain daripada yang lain. Semua dilakukan atas nama negara, sehingga mau tidak mau dirinya harus mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi untuk bisa memberikan yang terbaik bagi TNI. Apalagi, sudah menjadi rahasia umum, negara tidak memiliki banyak anggaran untuk membenahi alutsista.

Tantangan itulah yang membuat Fera terlecut untuk memberikan yang terbaik untuk negara. Dia menyatakan cukup miris melihat TNI yang terpaksa beroperasi dengan peralatan lama dan tua. "Karena itu, apa pun rintangannya tetap harus dilalui dengan baik," tegasnya.

Tantangan itu juga langsung didapatkan dirinya saat masuk ke PT Citra Persada pada 2008. Dia langsung menangani pembelian tank BMP-3F yang konon sudah lama diagendakan tapi selalu gagal terwujud. "Saya sampai menjuluki tank itu sebagai baby saya," paparnya lantas tertawa.

Direktur PT Citra Persada Indra S. Djani memberikan acungan jempol kepada prestasi Fera itu. Dia menilai, wanita asli Surabaya tersebut bukanlah wanita karir biasa. Sebab, dia berani menggeluti bidang yang jarang ditempati kaum wanita. Oleh sebab itu, perusahaan mewakilkan sepenuhnya proyek prestisius tersebut kepada tim yang digawangi Fera. "Terbukti, dia berhasil menembus bisnis yang sulit dengan memasukkan 17 tank amfibi BMP-3F untuk marinir," ucapnya bangga. (*/c5/ari)

sumber: http://www.jpnn.com/read/2010/12/18/...-Amfibi-Rusia-

TNI AD Beli Meriam 105 MM KH 178 Dan Roket WR 40 Langusta


WR-40 Langusta


105mm Towed Howitzer KH-178



Magelang, CyberNews. Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Armed TNI AD (Danpussenarmed Kodiklat TNI AD) Brigjen A. Agung Gde Suardhana mengatakan alat utama sistem senjata (alutsita) Armada Medan (Armed) TNI AD Kostrad akan diregenerasi menjadi lebih canggih.

Langkah ini dilakukan demi mengikuti perkembangan teknologi yang sangat cepat. Diharapkan regenerasi alutsita ini akan membantu Armed dalam menjawab tantangan zaman yang lebih kompleks dan berat.

Menurut Brigjen Agung Gde Suardhana meriam 76 MM yang telah lama digunakan Armed digantikan meriam 105 MM KH 178 buatan Korsel yang lebih mutakhir. Pasukan Armed juga akan mendapat tambahan senjata baru yakni roket WR 40 langusta buatan Polandia.

"Penambahan dan regenerasi beberapa alutsita ini harus dijadikan tantangan untuk terus maju. Jangan dianggap sebagai kendala," tegas Brigjen A. Agung Gde Suardhana dalam pengarahan kepada 350 prajurit Armed 3/105 Tarik Magelang di Mako Armed 3, Kamis (16/12).

Dia berharap seluruh prajurit TNI AD khususnya di Armed 3 agar cepat belajar dan terus belajar agar tidak ketinggalan dalam penguasaan teknologi. Apalagi perkembangan iptek sekarang sangat cepat dan terus berubah.

Suadharna mengatakan pihaknya akan membentuk tiga divisi baru yakni divisi lintas udara (linud), raider (serang) dan divisi mekanis (mesin). Ketiga divisi tersebut untuk menggantikan Divisi Malang dan Jawa Barat.

Penambahan divisi ini dimaksudkan untuk mendukung pembinaan kesatuan agar lebih baik. "Jangan sampai prajurit Armed ketinggalan zaman dan teknologi. Kita harus terus belajar dan belajar," kata dia.

sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php...d-akan-Diganti

Rabu, 08 Desember 2010

Malaysia Akan Beli Anoa Untuk Gantikan Condor

JAKARTA, Nov 11 (Bernama) -- Malaysia is mulling over buying Indonesian-made Anoa armoured personal carriers to replace the existing Condor fleet, Defence Minister Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi said.

He said the Malaysian armed forces were currently evaluating the vehicles and their use by the Indonesian armed forces who were serving under the United Nations' peace-keeping mission in south Lebanon.

"We are now in the final stage of our evaluation," he said after visiting the Indo Defence exposition here Thursday.

Ahmad Zahid said Malaysia had once used Indonesian products such as the CN235 transport aircraft apart from the Super Puma helicopters to transport VIPs.

On cooperation in the defence industry, Ahmad Zahid said Malaysia was looking into the production of medium calibre ammunition.

Ahmad Zahid had previously called on Asean countries to forge a smart partnership to minimise reliance on the West.

Asean countries imported at least US$25 billion of defence assets from Europe and North America, he said.

Seventeen Malaysian companies took part in the exposition.

sumber: http://www.bernama.com/bernama/v5/ne....php?id=542474

Media Vietnam: AU Indonesia Akan Membeli R-73, R-77, R-37, Kh-29, Kh-59MK

Indonesia has 17,508 islands are islands, which has 6,000 inhabited islands no. Indonesia's long coastline 80,000 km around the tropical ecosystem diversity and rich resources.

With such characteristics, Navy Indonesia government to build a strong investment in the region. Indonesia navy full 74,000 military personnel have served, more than 130 ships equipped with both types of attack submarines armed with anti ship missiles.

Forces of Indonesia's capital ships, including six current class destroyer Van Speijk built by the Dutch bought the 1980, 16 Parchim class corvette imported from East Germany in the early 1990s and a few warships ones.

The ships are the largest of Indonesia's manufacturing technology by the year 1960-1970 should have been somewhat backward. To strengthen the navy at sea, naval Indonesia consecutive new purchase more modern vessels.

Specifically, in 3 / 2009 Indonesia received a contract Wednesday to buy four corvettes Sigma 9113 manufactured by the Dutch. 9113 Sigma Tau is the displacement of about 1,700 tons, 90.7 meters long and equipped with Exocet MM40 missiles kill battleships, MBDA Mistral air defense missile Tetral.

Dated 16/08/2010, Ministry of Defence signed contracts with Indonesia PT PAL Indonesia (the national shipbuilding companies) and shipyard Damen Schelde Naval (Netherlands) destroyers built 10,514 Sigma.

This is the class of vessels have improved water displacement to 2400 tons, 105 meters long. Sigma Tau 10514 gunboat mounted 100mm combination MM40 Exocet anti-ship missiles, vertical launch system tubes contain-air missiles, Phalanx anti-aircraft guns, anti-submarine rocket SR375A many advanced electronic devices.

Expected, in 2014 the first complete and transferred to Indonesia.

12/2004, Indonesia signed a contract with South Korea worth $ 150 million purchase of two landing craft with deck parking Makassar class aircraft and in turn transferred in 2007. South Korea also received technology transfer to PT PAL (shipbuilding company in Indonesia) to continue building the two ships Makassar under contracts signed in March 2005. The amount of water displacement landing craft up to 7,300 tons Makassar, was carrying 218 troops, two landing craft air cushion and five helicopters.

PT PAL is preparing to build seven large landing craft carrying tanks to completely replace the landing craft were built by Americans 40 years of age. In addition, there are also some reports that Indonesia has made ambitious ship helicopter 190 meters long, 35,000 tons of water displacement.

In addition to building and deploying Indonesia also improved patrol boats. In 2008, the country's integrated anti-ship missile C-802 patrol boats to large PB-57, and bought a small amount of anti-ship missile C-705 for high-speed attack boats.

Indonesia is currently planning to buy powered attack submarine Kilo class diesel engine (type 636). However, this plan is at risk of cuts due to financial straits. In the Navy also equipped with two Cakra class attack submarines (Type 209) integrated missile UGM-84 Harpoon anti-ship.

Marines customs of Indonesia also recently received 20 infantry fighting vehicle BMP-3F advanced Russian.

In late 2009, Indonesia signed a contract with PT Dirgantara (airline and defense Indonesia) worth $ 80 million aircraft CN235-220 maritime reconnaissance week. The avionics equipment for patrol and protection of the marine economic zone, search and rescue, smuggling, terrorism, anti-submarine or anti-ship.

Indonesian Air Force

Indonesian Air Force currently has more than 28,000 people and equipped to serve 346 aircraft types. The Indonesian government spending heavily for new generation aircraft to replace old fleet.

First, the Air Force plans to replace the entire fleet of BAE Hawk aircraft. There are three promising candidates for the package is "golden eagle" T-50 (Korea), L-159B (Czech Republic), Yak-130 (Russia). Expected, the selection decision will be made later this year.

May 11/2010, Indonesia signed a contract to buy eight warplanes propeller Super Tucano EMB-314 manufactured by Brazil. EMB-314 aircraft will eventually replace the ground attack role that a long time by OV-10 fleet in charge.

For fighter squadrons, Indonesia consecutive contracts to purchase fighter planes from Russia Su-27/Su-30 versatile. Currently, Indonesia has five Air Force units and 5 units Su-30MK/MK2 Su-27SK/SKM.

Indonesia also signed a cooperation agreement with South Korean fighter jets developed fifth generation KFX.

During the visit of U.S. President Barack Obama to Indonesia in November 11/2010, the Indonesian government was suggested to receive 24 F-16 fighter jets have been used from the U.S. Air Force.

To enhance the combat effectiveness of the transport fleet is considered weak, Indonesia signed a contract to upgrade the entire transport C-130 tactical. In particular, China and Indonesia are holding negotiations to combine development multipurpose transport aircraft.

Indonesian Air Force plans to buy some weapons for fighters and Su-27 Su-30, such as air to air missiles R-27/R-73/R-77/R-37 Vympel, missiles Kh-29 air-to-earth, cruise missile Kh-59MK air-to-ship or the Kh-31A, cluster bombs.

Indonesia defense companies also produce and successfully test P-100 bombs for the Su-27 and Su-30.

sumber: http://www.baodatviet.vn/Home/thegio...120631.datviet

Indonesia Dan Singapura Akan Buka Sekolah Instruktur Pilot Pesawat Tempur

Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa Indonesia dan Singapura siap membahas masalah perbatasan laut pada sisi selain sisi barat yang telah terselesaikan.

Usai pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di Laguna Resort & Spa, Nusa Dua, Bali, Rabu, Faizasyah mengatakan, kedua pihak memaklumi bahwa perbatasan di sisi lain (di luar sisi barat) akan menempuh suatu proses yang berbeda karena melibatkan juga pihak Malaysia.

"Digarisbawahi memang bahwa kedua negara bergembira bahwa masalah perbatasan laut wilayah barat sudah selesai dan juga hal ini disusul dengan pertukaran instrumen ratifikasi. Ini adalah suatu hal yang positif dan tentunya kedua negara menyatakan kesiapannya untuk pada waktunya membahas perbatasan laut di sisi lainnya," jelas Faizasyah.

Pertemuan bilateral selama 30 menit itu, lanjut dia, tidak membahas secara detail tentang persoalan perbatasan karena kedua pemimpin hanya melakukan peninjauan menyeluruh mengenai isu-isu bilateral.

Kedua pemimpin antara lain membahas tentang perdagangan dan kerja sama di bidang pertahanan. "Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hubungan bilateral kedua negara dalam kondisi sangat baik," ujar Faizasyah.

Meski pihak Singapura tidak secara spesifik menyatakan komitmen peningkatan kerja sama ekonomi, Faizasyah mengatakan Presiden Yudhoyono menyampaikan imbauan bahwa sangat terbuka peluang bagi Singapura meningkatkan investasi di Indonesia karena kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik.

"Wakil Perdana Menteri Singapura sendiri telah menekankan bahwa Indonesia adalah mitra investasi yang menonjol. Sepuluh besar mitra investasi asing di Indonesia adalah Singapura," tutur Faizasyah.

Kerja sama di bidang pertahanan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang mengikuti pertemuan bilateral tersebut mengatakan, Indonesia-Singapura telah sepakat untuk membentuk sekolah instruktur penerbang pesawat tempur yang lokasinya disetujui berada di Indonesia.

"Jadi saya kira ini satu hal yang baru yang kita sepakati dan tadi dibicarakan dengan Presiden dan saya kira itu cukup baik sekali," ujar Purnomo.

Menurut dia, hal teknis mengenai kesepakatan kerjasama itu akan dibicarakan lebih lanjut oleh kedua negara pada tingkat kepala staf angkatan udara.

Selain membahas membahas masalah bilateral, Presiden Yudhoyono dan Wakil PM Singapura juga membicarakan isu-isu regional dan global dalam konteks kerja sama G20.

Faizasyah menjelaskan kedua pemimpin juga membicarakan tentang posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada 2011.

"Ada semacam kesamaan pandangan antara Presiden dan Wakil PM Singapura bahwa ASEAN telah dan tetap memainkan peranan yang sangat potensial dalam setting agenda di kawasan," ujarnya.

Faizasyah mengatakan Presiden Yudhoyono menekankan bahwa beberapa hal yang akan didorong Indonesia ketika menjabat Ketua ASEAN antara lain pembahasan isu-isu konkret seperti masalah keamanan di kawasan.

sumber: http://www.antaranews.com/berita/129...has-perbatasan

Selasa, 07 Desember 2010

Foto2 Gegana, 88 & Brimob

GEGANA









BRIMOB






DETACHMENT 88















Catatan Edy Loco: Senapan Serbu 3 (SS3 Prototipe)

Ini adalah konsep senapan serbu terbaru dari Indonesia yang saya buat sendiri. Diberi nama SS3 (senapan serbu 3) sesuai dengan kodefikasi dari PT Pindad selaku produsen alutsista dalam negeri. Senjata ini dibuat untuk meneruskan kesuksesan serta penyempurnaan pendahulunya yaitu senapan SS2. Beberapa perubahan serta inovasi dihadirkan, semata-mata untuk melahirkan konsep senapan serbu yang efektif, handal di lapangan serta mampu bersaing dengan produk sejenis dari luar. Berikut definisi fitur-fitur SS3:

1. Sistem operasi setia mengadopsi sistem gas piston milik AK 47 serta pendahulunya SS1, SS2, FN Fal, FN Fnc, Steyr AUG yang sudah terbukti kehandalannya.

2. Dengan layout bullpup dimana pasokan amunisi berada dibelakang triger group/pelatuk, sosok senapan dapat dipangkas sampai 25 % tanpa mengurangi performa balistik. Sosok senjata yang ringkas sangat mendukung dalam skenario PJD/ pertempuran jarak dekat (Close quarter battle); sesuai digunakan dalam operasi antiteror yang kerap terjadi di dalam bangunan/gedung yang memiliki ruang gerak sempit. Keuntungan lain adalah sosok senapan yg ringkas menyesuaikan dengan postur tubuh rata-rata orang Asia.

3. Dari segi receiver/bodi senjata, 70% material SS3 dibuat dengan bahan high resistant impact polymer ala Steyr AUG yang ringan namun kuat. Dari segi design, receiver tempat maknisme dan masuknya magazine, handguard, dan pistol grip masih setia menganut model SS2 sehingga menawarkan familiaritas yang dapat memudahkan pengguna terutama dari pihak TNI/Polri (konsumen utama), sedangkan buttstock/popor mengadopsi model bawaan senapan Keltec RFB (rifle forward ejecting bullpup) yang ergonomis di bahu operator.

4. Dilengkapi dengan picatiny rail yang dipasang secara kuadrupel (4 sisi); atas, kanan, kiri, serta dibawah handguard sehingga menawarkan akomodasi penggunaan optik dan aksesori pendukung yang fleksibel; ex: pemasangan front grip pada SS3 V1 untuk mempermudah akuisisi target ataupun bipod seperti varian SS3 V4 Sharpshooter.

5. Sistem bidik bawaan standar masih memakai model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS2. Khusus pejera, dapat dilipat ke bawah dan menyatu dengan tabung gas saat tidak digunakan. Berkat adannya picatiny rail, operator dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi/kebutuhan (SS3 V3 CQB yang dipasangkan dengan optik Meprolight M21 buatan Israel/ SS3 V4 sharpshooter dengan optik lansiran Pindad).

6. Cocking handle/tuas pengokang berada di atas handguard pada kesua sisi senjata sehingga memudahkan operator, terutama operator kidal untuk mengokang senjata.

7. Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi. Sekali lagi untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas. Sama dengan sistem yang dianut Steyr AUG, operator cukup memasang left bolt assembly dan menutup ejection port yang kiri sehingga selongsong keluar lewat kanan.

8. Fire selector/tuas pilih mode tembakan juga dibuat ambidextrous/dibuat pada kedua sisi.

9. Semua varian SS3 dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS1, SS2, maupun M16 (bayonet m7) sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. Selain itu, model bayonet yang sama akan mempermudah urusan logistik TNI nantinya.

10. Untuk menambah daya pukul, varian SS3 V1 dan V3 dapat dipasangi pelontar granat baik itu SPG 1 (senapan pelontar granat standar TNI buatan Pindad) maupun SPG 2 (model senapan pelontar granat untuk FN F 2000). Sebagai pembidik, kedua varian diatas dilengkapi dengan leaf dan quadrant sight yang menjamin akurasi sampai 400m.

10. Khusus pada varian SS3 V4 sharpshooter, laras senapan memiliki profil heavy barrel untuk menjamin daya tahan laras saat sustained fire (rentetan panjang) sekaligus akurasi pada jarak jauh. Dapat dilengkapi lightweight bipod untuk menstabilkan senjata. Sistem bidik standar dapat diganti dengan FN scope yg telah dimiliki oleh inventori TNI ataupun memasangkannya dengan optik buatan pindad lainnya.

11. Laras pada semua varian SS3 dipasang dengan teknik free floating barrel sehingga menjamin akurasi sejak pertama kali senjata ditembakkan.

Spesifikasi SS3:
Negara asal : Indonesia
Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad
Kapasitas magazine : 30 peluru
Mekanisme : Gas operated, rotating bolt
Berat : 3,4 kg (loaded)
Rate of fire : 750 rpm
Jarak efektif : s/d 600 m (SS 3 V1 & V2), +1000 m (SS3 V4 Sharpshooter)


varian SS3



perbandingan dimensi SS1, SS2 dan SS3



senapan serbu berkonfigurasi bullpup dan negara asalnya

Bikin Kapal Selam, PAL Incar Jerman dan Korea

PT PAL tengah mempersiapkan membuat kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal.

VIVAnews - PT PAL Indonesia tengah mengincar teknologi dua negara, Jerman dan Korea Selatan, untuk digandeng membuat kapal selam di Indonesia. 

Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Gunadi menjelaskan, produsen kapal PT PAL masih terkendala teknologi untuk memproduksi sendiri kapal selam di galangannya.

"Sebetulnya PT PAL bisa buat sendiri tapi terkendala teknologi dan peralatan sehingga tidak mau gambling di tingkat safety pengguna," kata Gunadi kepada VIVAnews di Jakarta, 9 Februari 2010.

Selain berencana membuat kapal selam dan telah berhasil membuat kapal perang FPG-57, PT PAL juga tengah mempersiapkan untuk membuat kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR). PT PAL yakin bisa membuat kapal perang bersenjatakan peluru kendali tersebut dalam waktu 4 tahun. Harga satu kapal PKR mencapai 170 juta euro.

Gunadi menjelaskan, industri strategis di Indonesia telah mampu memasok alutsista dengan teknologi menengah. Dia mencontohkan, PT Dirgantara Indonesia yang sudah bisa memproduksi pesawat MPA dan telah diekspor ke Eropa. "Kemampuan kita sudah cukup memadai untuk teknologi menengah, tapi untuk teknologi tingkat tinggi memang harus pelan-pelan," ujarnya.

Untuk peralatan dengan teknologi tinggi, kata dia, jika tidak diproduksi dalam jumlah banyak (massal), malah "jatuhnya" akan mahal. Seperti pembuatan pesawat jet tempur, akhirnya bermitra dengan Korea Selatan untuk menekan biaya produksi. "Itupun baru bisa dipakai pada 2020," ujarnya.

Meski Indonesia masih cukup tersengal-sengal mengembangkan industri strategis berteknologi maju, namun industri pendukung pertahanan seperti pabrik amonium nitrat di Kalimantan Timur akan terus dikembangkan. Pabrik amonium nitrat akan dikembangkan untuk bahan baku peledak.

Sementara di industri pengapalan, kata Gunadi, telah dikembangkan produksi kapal-kapal cepat berbahan komposit di banyuwangi dan kapal patroli cepat berbahan alumunium di Batam.
http://bisnis.vivanews.com/news/read...rman_dan_korea

Daewoo International: Produksi K-21 Pesanan Indonesia Akan Dimulai November 2010

SEOUL, Nov. 18 (UPI) -- Daewoo International Corp. has brokered a $70 million deal for Doosan DST to supply the K-21 tracked infantry fighting vehicle to the Indonesian army.

South Korean company Doosan DST, formerly part of Doosan Infracore, will export the 22 vehicles over the next three years.

Doosan Infracore is part of the Doosan Group. It was formed when Doosan acquired Daewoo Heavy Industries & Machinery in April 2005 and renamed it Doosan Infracore.

Daewoo International said the deal -- the first export order for the K-21 -- was finalized in early November. Daewoo acted on behalf of Doosan DST in its negotiations with the Indonesian Ministry of Defense.

The deal was financed in part by credit from the Export-Import Bank of Korea and production of the Indonesian units will start this month, Daewoo said in a statement.


Doosan DST and South Korea's Agency for Defense Development started work on the K-21 infantry combat armored vehicle in late 1999.

The first contract, worth $210 million, signed with the South Korean army in 2008 was crucial for ensuring production of the K-21 up to 2012.

Last December, Doosan DST signed a second contract with the South Korea's Defense Acquisition Program Administration for the supply of around 500 K-21 vehicles worth $665 million.

The company started mass production in early 2009 and began deliveries of the first combat-ready units to the South Korean army last November.

The new Indonesian export order means production can run until at least the end of 2013, Doosan said.

The K-21 operates similarly to a tank. It has a 40mm cannon and a third-generation anti-tank missile system giving it "sufficient fire power to destroy armored vehicles, battle tanks and attack helicopters," a Doosan statement said.

Doosan compares the K-21 to the M2A3 Bradley, made by BAE Systems Land and Armaments, formerly United Defense as part of the Bradley Fighting Vehicle family, and also Russia's 1980's Soviet-era BMP-3 vehicle made by Kurganmashzavod.

The K-21 weighs around 25 tons, carries three crewmembers and one platoon of troops at speeds up to 40 mph on land and just less than 5 mph in water.

Power is by a Doosan D2840LXE V-10 turbocharged diesel engine generating 750hp, with a fully automatic transmission. An upgraded K-21 has an 840hp power plant.

The main armament of the K-21 is a 40mm cannon and two anti-tank guided missile launchers fitted to the two-man turret, with ammunition for the cannon is kept beneath it.

There is speculation about a European manufacturer co-developing a turret system for the K-21 units bound for the Indonesian army, Jane's Defense analysts said.

Finmeccanica subsidiary Oto Melara signed a marketing and production agreement with Doosan Infracore in June 2008 to undertake joint-commercialization of turrets, including the Oto Melara 105mm HitFact anti-tank turret.

Doosan's Indonesian contract is the first of what the company said it hopes are more export orders to the Middle East, Southeast Asia and Latin America.

sumber: http://www.upi.com/Business_News/Sec...7051290080700/