RMOL.DPR cukup puas dengan prestasi yang ditorehkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) selama 2010. Sebagai hadiahnya para politisi Senayan itu akan berupaya menaikkan anggaran alat utama sistem senjata (alusista) mencapai Rp 20 Triliun.
Hal ini diungkapkan Ketua Ko*misi I DPR Mahfudz Siddiq ke*pada Rakyat Merdeka, di Ja*karta, kemarin.
Menurutnya, alusista yang ada saat ini kurang memadai. Wa*laupun Indonesia tidak sedang ter*ancam perang, namun alutsista yang bagus sangat diperlukan untuk memperkuat pertahanan di tanah air.
“Kalau 2010 anggaran untuk alusista yang diajukan Rp 10 trliun, maka tahun ini DPR akan me*ngupayakan supaya bisa men*jadi Rp 20 triliun. Yang bisa di*kabulkan pada APBN 2011 kan baru Rp 12 triliun. Kita akan meng*upayakan adanya tambahan Rp 9 triliun lagi,” katanya.
Kenaikan anggaran alusista tersebut juga ada didasarkan pada pe*nilaian Badan Pemeriksa Ke*uangan (BPK) terhadap akun*tabilitas TNI terhadap efektifitas kinerjanya.
“Kinerja TNI kan sudah ada peningkatan. Mereka tinggal me*lanjutkan program matra terpadu. Kalau akuntabilitas mereka ba*gus, BPK bisa memberikan pe*nilaian yang bagus,” ujarnya.
Kendati memberikan apresiasi atas pencapaian TNI tahun 2010 lalu, Mahfudz, menilai masih ba*nyak hal yang harus diselesaikan TNI. Setidaknya pada tahun ini me*lanjutkan proses reformasi yang telah direncanakan.
Anggota DPR dari daerah pe*milihan Jawa Barat VIII ini, se*lama tahun 2010 lalu TNI telah mengalami peningkatan di dalam upaya melakukan pengamanan di wilayah laut.
Dalam pandangan politisi PKS ini, peran TNI dalam mengontrol wilayah perbatasan dengan ne*gara-negara tetangga sudah cu*kup bagus. Mengapa demi*kian? masih banyak terjadi kasus illegal fi*shing, dan illegal logging yang me*manfaatkan wilayah per*batasan. “Setahu saya, kerugian negara yang diakibatkan illegal log*ging mencapai sekitar Rp 18 triliun,” ucapnya.
Panglima TNI Agus Suhartono, mengungkapkan prestasi yang dicapai lembaganya selama 2010 antara lain yang menonjol adalah sum*bangan ke kas negara melalui barang sitaan, dan penyelamatan kekayaan negara.
“Operasi penegakan hukum laut telah berhasil memberikan kontribusi Rp 37,9 miliar dari hasil putusan pengadilan (berupa denda atau perampasan barang bukti), dan menyelamatkan po*tensi kerugian negara sekitar Rp 13 triliun,” katanya.
Selain itu, kata Agus, untuk operasi perang, seluruh Konti*ngen Garuda yang dikirimkan ke berbagai negara berhasil meraih penghargaan dari PBB.
Menurut Agus, pada tahun 2010 TNI sudah cukup berhasil dal*am mengemban tugasnya.
Sejauh ini situasi pertahanan ke*amanan di wilayah-wilayah NKRI sudah cukup stabil, dan kon*dusif.
“Sejauh ini, seluruh wilayah In*do*nesia dalam kondisi yang baik. Wilayah perbatasan wilayah kita dengan Negara-negara te*tangga sudah berhasil kita jaga, se*hingga bisa semakin menjadi kondusif,” ujarnya.
Beberapa upaya yang dila*ku*kan TNI pada 2010, kata dia, adalah memperkuat organisasi TNI, guna meningkatkan sistem per*tahanan. Hal ini dilakukan dengan cara pembinaan terhadap para personel TNI, ataupun de*ngan cara memperbaiki pem*binaan logistik yang ada.
Dijelaskannya, peningkatan personel dilakukan dengan cara melakukan pelatihan-pelatihan, pembinaan mental, profe*sio*nalisme, kemampuan fisik dan tem*pur, sampai pengetahuan ma*salah hukum. Dikatakan Agus, ke*semua upaya tersebut ber*tu*juan untuk memperkuat ke*mam*puan prajurit dalam menjaga keamanan wilayah.
Sedangkan untuk pelaksanaan pembinaan logistik diwujudkan melalui berbagai kegiatan modernisasi alusista TNI, dengan maksud supaya TNI memiliki alutsista yang handal, dan layak pakai, guna mendukung pelak*sa*naan tugas operasi TNI, baik untuk perang maupun kegiatan ke*amanan lainnya.
“Dengan terus dilakukannya pembinaan terhadap prajurit dan keburuhan logistik kita, kea*manan wilayah NKRI bisa terja*ga dengan baik, dengan tetap menjunjung tinggi pro*fe*sio*nalisme prajurit, dan tidak me*langgar hukum,” tuturnya.
Penyelamatan potensi kerugian negara hingga Rp 13 triliun, lanjutnya, membuktikan kalau tingkat pelanggaran yang terjadi masih cukup tinggi. Masalah itu terjadi karena sistem perizinan yang ada masih perlu dperbaiki lagi. Sebab masih terjadi tum*pang tindih wilayah perizinan penangkapan ikan. Untuk me*ngatasi hal ini lembaganya akan be*rkoordinasi dengan Ke*men*terian Perikanan dan Kelautan.
Soal modernisasi alusista, Agus menegaskan, lembaganya pada tahun ini akan memberikan per*hatian khusus terhadap ang*garannya. “Sebagian besar me*mang dialokasikan khusus untuk modernisasi alusista. Tujuannya supaya kita bisa mendekati Mi*nimum Essensial Forces (MEE-red)”, ungkapnya.
Untuk mewujudkan MEE, lanjutnya, TNI berencana mela*kukan penghapusan terhadap alusista yang dianggap tidak layak, peningkatan kemampuan com*bat, dan pengadaan alutsista baru, baik dengan membeli atau*pun dengan menerima hibah.
“Program modernisasi ini akan mengutamakan peningkatan combat capability dari unit-unit tempur yang dianggap masih bisa digunakan. Seperti kapal perang yang dari Belanda, badannya dianggap masih bagus, tapi sen*jatanya sudah sangat keting*galan,” ungkapnya.
Bekas Irjen (Inspektur Jendral-red) Departemen Pertahanan ini menuturkan, modernisasi terse*but dilakukan dengan meng*upa*yakan pemanfaatan industri da*lam negeri, dengan tetap me*la*kukan kerjasama dengan indutri militer luar negeri. Hal ini dila*kukan karena saat ini industri dalam negeri belum bisa mandiri. “Kita berharap ke depan industri militer kita bisa mandiri, se*hingga kita tidak perlu tergantung terhadap bantuan asing,” ucap*nya.
sumber: http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=13684
Tidak ada komentar:
Posting Komentar